Namun tibalah suatu hari, ketika kota tersebut diguyuri hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin. Sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin.
Setelah selesai
mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, aku telah
siap"
Ayahnya menjawab : "Siap untuk apa?"
Ia berkata: "Untuk membagikan buku (seperti biasanya)"
Sang ayahpun berucap: "Suhu sangat dingin diluar sana, belum lagi hujan lebat
yang mengguyur".
Sang anak menimpali dengan jawaban yang
menakjubkan: "Akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan
menuju neraka di luar sana dibawah guyuran
hujan"
Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata: "Namun ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini"
Akhirnya anak tersebut meminta izin untuk
keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak dan akhirnya memberikan izin. Iapun
mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata:
"terimakasih wahai ayahku".
***
Di bawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa
dingin yang menggigit, anak itu membagikan buku kepada setiap orang yang
ditemui. Tidak hanya itu, beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku
tersebut.
***
Dua jam berlalu,
tersisalah 1 buku ditangannya. Namun sudah tidak ada orang yang lewat di lorong
tersebut. Akhirnya ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah disebrang jalan
untuk menyerahkan buku terakhir tersebut.
Sesampainya di depat
rumah, iapun memencet bel, tapi tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali,
hasilnya tetap sama. Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan
langkahnya, dan ia coba sekali lagi ditambah ketukan tangan kecilnya.
Sebenarnya ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah
tersebut.
Pintupun terbuka
perlahan, disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih. Nenek
berkata: "Ada yang bisa saya bantu nak?"
Si anak berkata (dengan mata yang berkilau dan senyuman yang menerangi dunia):
"Saya minta maaf jika mengganggu, akan tetapi saya ingin menyampaikan
bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan nyonya. Kemudian saya ingin
menghadiahkan buku ini kepada nyonya, di dalam nya dijelaskan tentang Allah Ta'ala, kewajiban seorang
hamba, dan tips-tips memperoleh keridhoan-Nya.
***
Satu pekan berlalu,
seperti biasa sang Imam memberikan ceramah di masjid. Seusai
ceramah ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi. Terdengar sayup – sayup
dari shaf
perempuan seorang perempuan tua berkata:"Tidak ada seorangpun yang
mengenal saya disini, dan belum ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan
yang lalu saya bukanlah seorang muslim, bahkan tidak pernah terbetik dalam
pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah wafat dan dia meninggalkanku
sebatang kara di bumi ini".
Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu.
Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sdh kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel.
Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu.
Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sdh kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel.
Aku terdiam sejenak
dan berpikir: "Paling sebentar lagi juga pergi".
Namun suara bel dan
ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati: "Siapa gerangan yang sudi mengunjungiku,… tidak akan ada
yang mengetuk pintu rumahku"
Kulepaskan tali yang sudah siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. Ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian.
Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali.
Ia berkata:
"Nyonya, saya datang untuk menyampaikan bahwa Allah Ta'ala sangat menyayangi
dan memperhatikan nyonya", lalu dia memberikan buku ini (buku Jalan Menuju Surga) kepadaku.
Malaikat kecil itu
datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang dibalik guyuran hujan hari itu
juga secara tiba2. Setelah menutup pintu aku langsung membaca buku dari
malaikat kecilku itu sampai selesai. Seketika kusingkirkan tali dan kursi yang
telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.
Sekarang lihatlah
aku, diriku sangat bahagia karena aku telah mengenal Tuhanku yang sesungguhnya.
Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku
tersebut untuk berterimakasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat
kecilku pada waktu yang tepat. Hingga aku terbebas dari kekalnya api neraka.
***
Air mata semua orang
mengalir tanpa terbendung, masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan
takbir… Allahu akbar…
***
Sang imam (ayah dari
anak itu) beranjak menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk dan memeluknya
erat, dan tangisnyapun pecah tak terbendung dihadapan para jamaah.
Sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.
Sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.
***
Judul asli : قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة
Penerjemah : Shiddiq Al-Bonjowiy
Penerjemah : Shiddiq Al-Bonjowiy
0 komentar:
Posting Komentar