Ads 468x60px

Minggu, 28 Oktober 2012

Kata Guru Mesir tentang Indonesia

Guru Mesir itu bercerita dengan bahasa campur-campur. Arab, Inggris, Indonesia. Tapi saya tulis di sini dengan Bahasa Indonesia saja ya, biar lebih mudah dipahami... ;-)

"Dulu ketika di Mesir, teman saya bilang, kamu ke Indonesia saja. Itu negara Islam yang terbesar"

Negara Islam? Bukan ustadz. Dasar negara kami bukan Islam. Dan juga tidak yang terbesar. Mungkin maksudnya penduduk Islamnya terbesar.

"Oh, iya. Mungkin maksudnya begitu. Jadi saya ya.. ke Indonesia. Karena ada tawaran jadi guru bahasa Arab di sini. Saya bawa istri dan anak2 saya ke sini. Wah, Indonesia itu negeri indah ya. Penduduknya juga ramah-ramah..."

Itu pernyataan standar ustadz... :-)

"Tapi saya lihat di sini bebas benar ya? Tadinya saya kira Indonesia itu mirip dengan di Mesir. Tidak banyak wanita jalan-jalan dengan "telanjang". Tidak bebas untuk beli minuman keras. Siaran televisinya sopan. Ehh, ternyata kebalikannya."



Nah, baru deh, komentar yang non-standar. Cukup nyelekit nih... ;-(
Enggak juga sih ustadz. Sekarang wanita berjilbab makin banyak dan boleh menjadi anchor / pembawa acara di TV. Di Indonesia juga banyak acara2 TV "Islami" seperti Mamah Dedeh, Yusuf Mansyur, Sinetron2 "Islami"...

"Apa dulu waktu jaman Suharto seperti ini juga? Kayaknya sekarang sudah terjangkit gerakan freedom ya? Semacam gerakan Liberalisme begitu?"

Waduh, jaman Suharto dulu kayak gini juga gak ya? Saya kok tidak terlalu ingat ya... Mungkin dari segi kebebasan tidak separah sekarang lah...

"Ada ulama enggak sih di Indonesia? Mestinya tugas ulama mengingatkan ummatnya. Saya kok tidak melihat peran ulama dipentingkan di Indonesia."

Tepat ustadz! Ulama memang tidak terlalu penting bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Kadang2 karena si Ulama-nya tidak menganggap penting masyarakat juga sih... ;-(

"Saya pernah malam2 lewat toko 7eleven. Kok disitu banyak anak2 muda yang lagi minum minuman keras ya? Emang enggak dilarang ya?"

Wah, wah, wah... di Mesir enggak ada yang kayak gituan ya, ustadz?

"Harusnya para Ulama mengingatkan Pemerintah untuk membuat aturan yang melarang minum dan memperjual-belikan minuman keras di tempat2 umum."

Ada enggak ya larangannya di Indonesia? Mestinya ada..., Perda atau apalah... Ataukah Perdanya melanggar HAM sehingga di-anulir?

"Yang lucu, ketika awal2 tinggal di Indonesia, saya lugu sekali. Suatu ketika saya mau sholat di mesjid. Karena istri saya sedang tidak sholat, maka saya tinggal dia duduk di taman sebuah mesjid. Kemudian saya masuk ke mesjid itu."

Hmmm, lalu ustadz...?

"Tapi tiba2 saya merasa ada seorang wanita yg mengikuti. Dia cuma memakai celana pendek dan rambutnya terurai lepas. Lho ini siapa? Kok masuk mesjid juga? Kenapa dia ngikutin saya? Kalau di Mesir, mesjid2 kami terpisah antara laki-laki dan perempuan. Sangat terpisah. Kalau di Indonesia tampaknya cuma dibatasi kain setengah badan saja ya?"

Aduh, mungkin si cewek itu mau ikut sholat ustadz? Jangan su'u-zhon gitu dong ustadz...

"Ya, ternyata wanita itu mau sholat. Dia mengambil mukenah dari lemari mesjid kemudian memakainya dan berdiri di belakang saya. Ohhh..., dia mau jadi ma'mum di belakang saya."

Nah, benar kan. Niat dia baik tuh ustadz...

"Akhirnya saya sholat jadi imam dia. Sampai selesai. Saya duduk berdzikir ba'da sholat. Eh, si wanita itu kok langsung berdiri dan langsung membuka lagi jilbabnya (mukenahnya maksudnya). Kemudian mengibas-ngibaskan rambutnya. Astaghfirullohal'adzhim... Dia masih di mesjid, tetapi mengapa sudah membuka bajunya sedemikan rupa? (Maksudnya tampil dengan celana pendek lagi) Saya jadi tidak bisa konsentrasi. Cepat-cepat saya selesaikan dzikir saya. Kemudian saya keluar mesjid, menemui istri saya dan cepat pergi dari situ."

Wah, ustadz... Afwan jiddan, maaf sekali ustadz atas ketidak-nyamanan tersebut. Ya, insya Allah pelan-pelan kita akan perbaiki deh ya... Mudah2an ustadz juga bisa membantu....

Kemudian saya dan ustadz guru Bahasa Arab dari Mesir itu tertawa bersama. Tetapi tawa saya rasanya kecut, sementara tawa ustadz terdengar prihatin...

Ummattii ... ummattiii.... (umatku... umatku...) begitu bisikan Kanjeng Nabi Muhammad shalalhu alaihi wassalammm....